السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
Ketika terjadi suatu kecelakaan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengenai bagaimana sikap kita sebagai kader kesehatan mengatasi masalah yang ada. Sikap tanggap namun tenang tetap harus dijaga dalam melaksanakan tindakan PPGD terhadap korban. Hal serupa juga harus kita lakukan ketika berada pada kondisi bencana di suatu wilayah.
Salah satu hal yang perlu dilakukan ketika kita dihadapkan pada
situasi-situasi seperti ini adalah pertolongan terhadap korban.
Penempatan korban pada wilayah aman adalah prioritas penting setelah
melakukan tindakan-tindakan pencegahan kematian seperti pemeriksaan
tanda-tanda vital dan pada kondisi lebih lanjut adalah resusitasi.
Nah, untuk dapat melakukan transportasi korban dengan benar, tentunya
diperlukan teknik-teknik tertentu agar pemindahan benar-benar mampu
memberikan kondisi kepada korban yang lebih baik, bukan malah
memperburuk keadaan karena teknik yang salah. Apalagi jika kita
dihadapkan dengan tenaga penolong dengan jumlah yang variatif. Tentu
tidak akan sama teknik pemindahan/ transportasinya ketika kita bersama 2
penolong yang lain, 1 penolong yang lain, atau bahkan sendiri.
Nah, hari ini kita akan belajar teknik-teknik transportasi PPGD
dengan jumlah penolong yang beragam. Sesuai dengan hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan beberapa waktu lalu yang bersamaan dengan kunjungan
Kak Anas Ansori dari Saka Wana Bakti Sempu, teknik-teknik ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1 PENOLONG
a) Korban Tidak Sadar
- Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi tengkurap)
Teknik ini dilakukan ketika sudah dipastikan bahwa korban tidak
mengalami patah tulang, urai sendi, atau cedera semacamnya. Jika korban
mengalami patah tulang punggung, maka teknik ini jangan dilakukan. Sebab
hanya akan menyebabkan kondisi korban semakin fatal.
- Teknik sampir bahu (korban dalam kondisi terlentang)
Teknik ini juga dilakukan pada kondisi yang sama seperti pada teknik kondisi korban tengkurap.
- Korban berada di dalam reruntuhan gedung
Teknik ini lebih sering dipakai ketika kondisi kebakaran yang terjadi di
dalam gedung. Prioritas utama adalah korban yang kita tolong, sehingga
posisi penolong harus berada di atas korban untuk melindungi tubuh
korban dari reruntuhan.
- Teknik membopong
Jika korban adalah anak-anak, maka teknik ini bisa digunakan karena
lebih praktis dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya. Namun jika
penolong memiliki tenaga yang lebih, teknik ini pun bisa dilakukan untuk
korban orang dewasa.
- Tenaga penolong yang lemah
Ketika kita tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan pertolongan
terhadap korban, secara darurat kita dapat memindahkan korban ke tempat
yang aman. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko terjadinya kondisi
yang lebih darurat dibandingkan jika korban berada pada wilayah bencana.
Kita dapat menggunakan tangan kosong maupun alat seadanya sebagai fasilitas pendukung. Alat yang digunakan dapat berupa kain atau selimut. Usahakan untuk memilih kain yang tebal untuk meminimalisir luka ketika tubuh korban bergesekan dengan tanah/ ground. Teknik ini hanya layak dilakukan untuk pemindahan korban pada jarak yang relatif dekat.
Kita dapat menggunakan tangan kosong maupun alat seadanya sebagai fasilitas pendukung. Alat yang digunakan dapat berupa kain atau selimut. Usahakan untuk memilih kain yang tebal untuk meminimalisir luka ketika tubuh korban bergesekan dengan tanah/ ground. Teknik ini hanya layak dilakukan untuk pemindahan korban pada jarak yang relatif dekat.
Tarikan bahu |
Tarikan lengan |
Tarikan kain |
Tarikan selimut |
b) Korban Sadar
- Teknik sampir bahu
Jika korban tidak mengalami patah tulang punggung, kaki, maupun lengan,
teknik ini dapat dilakukan. Teknik ini dipakai ketika korban dalam
kondisi yang sangat lemah yang membutuhkan pertolongan dengan segera.
- Teknik gendong
Jika korban dalam kondisi lemah dan tidak mampu untuk berjalan, penolong dapat menggunakan teknik ini.
- Teknik memapah
Teknik ini sama seperti teknik membopong pada korban tidak sadar. Hanya saja korban diminta untuk meletakkan tangan sebelah kirinya pada leher/ atas bahu kiri penolong agar tidak menyulitkan penolong dalam melakukan pemindahan.
2 PENOLONG
a) Korban Tidak Sadar
- Teknik angkat langsung
Teknik ini adalah teknik umum yang digunakan ketika kita tak menemukan alat apapun untuk proses evakuasi korban. Caranya adalah dengan melipatkan kedua tangan korban ke dada, lalu tangan kanan penolong 1 memegang lengan kanan bawah dan tangan kiri memegang lengan kiri bawah korban. Sedangkan penolong 2 memegang bagian lutut korban.
- Evakuasi menggunakan kursi
Teknik ini lebih praktis dan akan mempermudah penolong dalam melakukan evakuasi.
b) Korban Sadar
- Teknik memapah
Teknik ini dilakukan jika korban masih mampu berjalan namun dengan kondisi fisik yang sangat lemah.
Teknik ini dilakukan jika korban sama sekali tak mampu berjalan. Kondisi korban dengan cedera kaki pada bagian bawah juga lebih tepat menggunakan teknik evakuasi ini.
- Duduk 4 tangan
Teknik ini digunakan pada kasus sama seperti teknik pada evakuasi duduk 2 tangan.
3 PENOLONG
Teknik 3 penolong atau lebih, secara umum diprioritaskan bagi korban tak sadar. Selebihnya, untuk mengatasi jarak evakuasi
yang jauh, maka digunakan alat bantu berupa tandu dan
peralatan-peralatan lain dengan jumlah penolong variatif. Berikut
macam-macam teknik evakuasi dengan 3 penolong:
- 3 penolong pada satu sisi korban
Teknik ini adalah yang paling sering digunakan pada evakuasi korban
dengan 3 penolong. Posisi penolong pada 1 sisi menjadikan perjalanan
evakuasi lebih terarah. Kekompakan dan koordinasi tim menjadi penentu
berhasilnya teknik evakuasi ini. Jika penguncian korban benar, maka
korban tidak akan terasa berat.
- 3 penolong berhadapan
Teknik ini digunakan ketika kondisi penolong memiliki tinggi badan yang
tidak sama. Penolong berhadapan pada kedua sisi korban dengan tangan
penolong saling berpegangan di bawah tubuh korban.
4 PENOLONG
Jika jumlah penolong lebih banyak, maka proses evakuasi akan lebih baik.
Beban korban akan semakin berkurang dan akurasi dalam proses evakuasi
pun semakin baik. Tekniknya adalah dengan saling berpegangan tangan di
bawah tubuh korban dengan posisi penolong saling berhadapan.
6 PENOLONG
Jika korban memiliki berat badan yang cukup besar, maka dapat dilakukan
evakuasi dengan 6 penolong. Tekniknya sama seperti evakuasi dengan 4
penolong.